DALIH-DALIH RUMAH LUSUHKU BELUM MAMPU KU SANGGAH Hai diriku Berapa lama kau akan mempermainkanku Kau jauhkan ‘ku dari kekasihku Betapa teganya kau pada dirimu sendiri Kau tipu ‘ku dengan muslihat kejimu Ku kan terus berusaha mematikanmu Mati putih sudah sering kulayani Gara-garamu, diriku, ku tak lagi Oh mati putih Kapan kau kan bermain lagi ke rumah lusuhku Ku niat tuk memutihkan raga sukmaku Tapi dalih-dalih rumah lusuhku belum mampu ku sanggah Apakah sampai akhir waktu tiba, kau tak kan mampir lagi Apakah sampai ku tinggalkan rumah lusuhku, baru kau mau mampir lagi Diriku sudah diriku lagi Yang suka menipu diriku sendiri Sampai kapan ku kan menjadi sejati Melepaskan diri dari diriku sendiri Mati hitam sudah juga ku konsistenkan Ku kan hitamkan setiap luka tuk lakas sembuh Agar semua luka tak terasa lagi Biar diriku bisa hidup lagi Seperempat diriku Ku sedang dipermainkan diriku Diriku sedang merajaiku Mengalahkan hati, ruh, dan akalku Mati hijau belum ku coba lagi Barang kali pernah ku coba, tanpa terasa Egoisme menjangkiti Dengan mati hijau, baru bisa terobati Gengsiku kumat lagi Mati hijau lari jauh-jauh Hai hijau, kapan kau akan mampir ke dinding hiasan rumah lusuhku Agar kau hijaukan hatiku dengan cahaya kekasih Mati merah, selalu ku asah Meski air mendidih itu tetap saja meletup Ku berdiri, lalu duduk, lalu tidur, lalu wudhu’ Masih saja mati merah itu terbelenggu Meski hanya beberapa waktu, itu tetap saja luka namanya Empat kematian harus ku lalui Untuk ku kalahkan diriku sendiri Hai diriku, akan ku hidupkan kau Menyerahlah di hadapan kekasihmu Kekasih sejati Matilah sebelum mati Empat kematian itu akan menghidupkanmu Waktu itu mengalir membawa harapan dan cinta Seorang lelaki kuat lemah Dengan kaki gunung dan tangan besi Hati bening tersandera Jamal Ke Malud 19/10/2017 Bojong Sari, Depok
0 Comments