MISTERI KEMATIAN



MISTERI KEMATIAN
Oleh: Heri Gunawan

(Penulis artikel-artikel keislaman).

Sudah menjadi takdir Tuhan bahwa semua yang ada di dunia pasti akan musnah. Tidak ada keabadian dalam dunia yang fana ini, semua memiliki awal dan tentunya pasti ada akhirnya kecuali zat-Nya yang maha kekal selamanya. Begitu juga dengan hidup ini pasti ada akhirnya entah itu kapan, ini adalah rahasia Tuhan. Anda hidup berarti anda siap mati. Bahwa sesungguhnya kehidupan dan kematian dalah ujian dari Tuhan siapakah yang paling baik amalan dan  perbuatannya selama hidup di dunia ini .(Lihat Qs Al-Mulk [67]: 2).
Mati adalah sebuah misteri dan hak ketentuan Allah. Kenapa saya bilang demikian?.Lihat saja di sekeliling kita  sungguh banyak anak-anak kecil yang masih imut dan menjadi buah hati orang tuanya tiba-tiba saja meninggal, seseorang yang masih muda, segar bugar, berotot bagus dan sebagainya tiba-tiba saja sakit, tabrakan dan sebagainya sehingga maut pun menjemputnya. Begitu juga dengan seseorang yang sudah tua, sakit-sakitan bahkan (mohon maaf) keluarga dan para dokter sudah merasa bosan merawatnya tapi tak kunjung meninggal. Ini adalah salah satu bukti dan dalil bahwa umur dan usia tidak menjamin seseorang akan hidup lama.

Kematian sungguh rahasia dan takdir Allah. Apabila ia datang maka tidak satu orang pun bisa menghidari dan lari dari padanya walaupun bersembunyi di bawah bangunan dan bentang yang kokoh (lihat Qs. an-Nisa' [4]: 78) . Bahkan tidak  seseorangpun yang bisa memaminta supaya kematian di undur atau  dipercepat walapun barang satu jam (lihat Qs. al-Araf [7]:34). Dari pemaparan ini mungkin terbersit di benak para pemabaca dan  bertanya lalu apa fungsi atau maksud doa kita  kepada Allah agar di beri umur panjang?. Menganai doa yang biasanya kita panjatkan semoga panjang umur tersebut, para ulama menjelaskan bahwa panjang umur yang dimaksud di sana bukan umur atau jatah hidup kita semakin panjang, namun yang dimaksud panjang umur dalam doa doa yang sering kita panjatkan adalah semoga umur kita penuh keberkahan dan selalu terisi dengan perbuatan perbuatan baik. Tentunya Ketaatan kepada-Nya *(hablumminallah)* maupun kesalehan sosial *(habbuluminannas)*. Karena jatah umur sudah di tentukan jauh  sebelum kita lahir.

Selanjutnya tidak bisa dipungkiri bahwa banyak di antara kita masih masih takut mati. Ya, mungkin saya, mungkin anda atau mungkin mereka. Untuk melawan rasa takut ini sesungguhnya menurut saya menarik apa yang dijelaskan oleh pakar tafsir Indonsesia *Quraish Shihab*. Mufassir kelahiran Sulawesi  yang sangat produktif tersebut menjelaskan bahwa mengapa kita harus takut mati padahal mati adalah sebuah kenikmatan. *Qurais Shihab* kemudian menjelaskan beberapa alasana mengapa mati adalah sebuah nikmat. Di antara alasan beliau adalah:

Pertama: seandainya tidak ada kematia tentu dunia ini akan penuh. Kita tidak bisa membayangkan sendainya tidak ada kematian maka kita akan berdesak-desakan di dunia ini. Sehingga Allah mengurangi manusia supaya kita yang masih hidup tetap nyaman.

Kedua; layaknya seorang anak yang  dalam kandungan ketika ia lahir maka ia menemukan dunia yang begitu luas. Begitu juga dengan yang mati pada hakikatnya ia lahir menuju dunia yang sesungguhnya. Di sanalah kita akan mendapat balasan dari segala amal perbuatan yang telah kita kerjakan selama di dunia. Demikianlah beberapa alasana pakar tafsir lulusan Al-Azhar tersebut.

Sebagai renuangan menjadi menarik melihat surah (an-Naziaat [79]: 1-5). Dalam ayat ini mengisahkan bagaimana para malaikat yang keras itu mencabut nyawa orang orang pendosa. Orang orang yang mengerjakan kelalaian satu dan perpindah kepada kelalalian lainnya. Hingga malaiat yang keras itu datang menyuruh ruh itu kelauar dari tubuh pendosa tersebut. Ruh itu pun terpencar dan tersebar takut ketika malaikat itu datang bahkan para ulama juga menjelaskan ketika ruh itu bawa ke langit para penghuni langit pun langsung mencium yang sangat bau busuk. Sebaliknya orang yang berbuat baik di datangi oleh para malaikat pencabut nyawa dengan cara yang lemah lembut.

Sebagai akhir dari tulisan ini *Imam Jalalauddin as-Suyuthi* menceritakan suatu hari ada seorang ketika berada di akhir hanyatnya ia tidak mau membaca syahadat akan tetapi orang terbut hanya menyebut semua harta dan kekayaan yang ia miliki. Hikmah atau pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah seseorang akan menemukan ajalnya sesuai dengan profesi atau bidang yang ia kerjakan selama hidupnya. Apabila seseorang  selalu berusaha melakukan perbuatan baik di setiap nafas hidupnya maka bisa di pastikan orang tersebut akan menemukan ajalnya ketika ia sedang melakukan perbutam baik. Lihat lah para ulama ulama pandahulu kita yang wafat ketika melakukan perbutan baik. Sebut saja misalnya *Syekh Ramadhan al -Butthi* yang wafat ketika beliau sedang mengajar di depan murid muridnya. Sebalikanya orang yang selalu berbuat kejahatan, bergelimang kemaksiatan dan suka membuat kegaduhan dan sebagainya biasanya akan menemuakan ajalnya dalam keadaan tersebut. []
Selasa 11 April 2017
-------------------------------------------------------------------
Kirim tulisanmu di Nulis.
Cerpen, puisi, artikel atau karya tulis lainnya

Post a Comment

0 Comments